“Beberapa prajurit membocorkan rahasia-rahasia militer kalau mereka sedang chatting, misalnya dengan membeberkan lokasi keberadaan pasukan. Tentu saja banyak rahasia akan terungkap dengan cara seperti itu, maka dari itu peraturan larangan ini bisa menutup lubang yang ditimbulkan,” kata Ni Lexiong, pakar militer dari Universitas Ilmu Hukum dan Politik Shanghai.
Merujuk pada sarana perjodohan online, Ni mengatakan, “Lagipula, mencarikan jodoh untuk para prajurit ini bisa dilakukan dengan cara yang lebih serius, seperti dikenalkan oleh keluarga, teman, atau rekan-rekan mereka di unit militer,” ucapnya.
China merupakan negara belakangan bergumul dengan isu kebebasan ber-internet dalam militer. Kini mereka mencoba menemukan keseimbangan antara pasukan militer yang juga seperti warga negara sipil ingin menggunakan internet untuk berbagi informasi pribadi, tetapi tetap perlu mempertahankan keamanannya.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat, setelah menimbang selama beberapa tahun telah memutuskan untuk mempromosikan penggunaan media sosial untuk menyampaikan pesan oleh siapapun yang tergabung dalam militer, mulai dari prajurit di garis depan hingga para jenderal di Pentagon.
Sebagian besar negara memilih berada di area abu-abu. Negara seperti Inggris dan Israel mengizinkan personel militer mencantumkan informasi pribadi di internet sepanjang tidak berkaitan dengan operasi militer. Pendekatan semacam itu tidak selalu berhasil. Awal tahun ini, militer Israel membatalkan satu operasi ke Tepi Barat setelah seorang prajurit memasang status di akun Facebook dengan menyebutkan waktu dan lokasi operasi serangan ke kawasan tersebut. (Associated Press)
Sumber : http://id.news.yahoo.com/viva/20100701/ttc-kencan-online-haram-bagi-tentara-chi-078ed6a.html
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar