Detik-Detik Menantikan Kelahiran Putra Pertama....

Begitu memasuki 9 bulan usia kehamilan pertama istri, rasa khawatir dan bahagia bercampur menjadi satu. Apalagi saat tiba waktu/tanggal prediksi Dokter bahwa istri melahirkan pada hari itu, rasa khawatir/was-was semakin menjadi-jadi. Dengan penuh harapan dan kekhawatiran berangkatlah kami menuju Rumah Sakit untuk memeriksakan kehamilan Istri ke Dokter yang sering di kunjungi sejak awal kehamilan. Setelah menunggu antrian beberapa lama tiba saatnya giliran Istri saya yang di panggil untuk periksa. Saat.... memasuki ruangan periksa Dokter saya sempat berfikir mungkin Istri saya akan langsung di suruh menginap untuk proses persalinannya. Tetapi setelah selesai pemerikasaan, alangkah terkejut dan kagetnya karena Dokter mengatakan bahwa Istri saya harus di Operasi Sesar karena waktu melahirkannya sudah lewat. Demikian juga dengan Istri saya betapa kagetnya dia setelah mendengarkan keterangan Dokter tersebut. Jika memang kami setuju maka Istri saya di sarankan melakukan Operasi Sesar keesokan harinya. Tetapi kami saat itu tidak bisa berkata apa-apa dan tidak memberikan keputusan apa-apa terhadap saran Dokter tersebut, saya dan Istri langsung keluar dari Rumah Sakit tersebut dengan berbagai macam pikiran. Sampai di rumah, kami langsung menyampaikan saran Dokter ke keluarga kami dan akhirnya kami sepakat untuk menunggu besok dan melakukan pemeriksaan kandungan Istri saya ke Rumah Sakit lain lagi.
Keesokan harinya saya dan Istri pergi ke salah satu Rumah Sakit lain lagi di kota kami. Selesai pemeriksaan kandungan Istri saya, Dokter di Rumah Sakit itu mengatakan bahwa kandungan Istri saya Normal dan agar kami menunggu 2-3 hari lagi. Jika tidak keluar tanda melahirkan sampai 3 hari kedepan yang berarti tanggal 11 November kemarin maka kami di suruh datang lagi ke Rumah Sakit tersebut. Saat hari kedua memasuki malam ketiga dari saran Dokter tersebut, malam harinya sekitar pukul 23:00 wib istri saya mengeluarkan tanda-tanda melahirkan. Kami pun berangkat ke Rumah Sakit tersebut dan Istri saya langsung di suruh menginap di sana. Sampai pagi harinya pada tanggal 11 November 2010 istri saya masih belum melahirkan juga. Menurut keterangan Dokter dan Perawatnya bahwa bayi yang ada di kandungan Istri saya besar sedangkan pinggulnya kecil sehingga bayinya sulit keluar. Maka saya masih di suruh menunggu beberapa jam lagi, jika masih tetap belum bisa keluar bayinya maka akan di lakukan Operasi.
Sekali lagi saya kaget dan khawatir mendengar penjelannya, saya pun terus berdoa semoga Istri saya bisa melahirkan dengan Normal tanpa Operasi. Akhirnya tepat pada pukul 10:45 wib tanggal 11 November 2010 Istri saya melahirkan bayi Laki-Laki dengan bobot 3,7 kg dan panjang 50 cm setelah di lakukan induksi oleh Dokter. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT bahwa istri saya bisa melahirkan Normal tanpa operasi Sesar. Tetapi beberapa saat setelah istri saya melahirkan dan bayi nya di periksa, di ketahui bahwa bayi kami Kadar Gula Darahnya rendah di bawah batas Normal. Untuk itu pada hari Jumat saat istri saya di perbolehkan pulang, bayi kami masih belum boleh keluar dari Rumah Sakit karena masih perlu perawatan untuk menormalkan/menaikan kadar gulah darahnya.
Pada hari Senin tanggal 15 November kemarin bayi kami baru di perbolehkan keluar dari Rumah Sakit setelah di cek lagi kadar gula darahnya Normal. Saya sendiri kurang mengerti apa akibatnya jika kadar gula darah bayi rendah. Dengan perasaan bahagia saya langsung membawa pulang bayi kami ke rumah dan berkumpul bersama dengan istri saya setelah beberapa hari terpisah. Sampai saat ini kondisi bayi kami semakin baik dan harapan kami serta mohon do'a dari teman-teman semuanya semoga selamanya bayi yang di beri Nama Fahlefi Kiano Wabil Al Ghifari dan ibunya selalu dalam keadaan sehat-sahat.
Demikianlah tulisan saya saat ini dan tidak ada maksud apa-apa selain berbagi cerita kepada teman-teman semua. Di bawah ini juga saya muat foto-foto bayi kami yang beberapa saat lalu kami ambil di rumah kami.
Terima kasih dan mohon maaf jika tulisan ini kurang berkenan.

by Facebook Comment , Mau ?